Kamis, 10 Februari 2011

Reinkarnasi Sang Merah (Puisi)

Dulu ...............

kau Hanyalah sebuah lambang tak berarti bagiku ..........

Dulu .......

hanya mampu memandangmu dengan kebingungan

Lalu ......

Pada siapa kan kubertanya

Udara dingin menyapa ......

Kenapa Hati diselimuti kemelut ?

Karna ........

Bumi telah terkoyak-koyak oleh keserakahan

Dalam kelahiran keduaku, proses Reinkarnasi, kuterdampar dalam dunia

Sang Merah .......

Sementara Mentari tak lagi bersahaja

Kaum intektual Muda Ikatan pun kini mulai mandul

Mari sejenak kita tertunduk

Mengisi Rongga Sepi .....

Dengan menangkap Bahasa Sunyi Sang Pencerah

kasih.......

Bilakah kau dengar jeritan pilu pengembala Ilmu ....

Gemerisik angin mengantarkan bisikan Sejarah Peradaban

Menyimak padang pasir ....... Menelanjangi Kebodohan

Turun dari puncak gunung nan Memutih.

Kasih ........

Bilakah kau dengar pinta hati Sang Merah yang berkobar? .

Gemerisik kalbu yang mulai meradang karna ketidak berdayaan.

Menyikap tabir Batin yang Bergolak

Secerca ..... Rasa ingin Mengoyak-ngoyak Kepicikan Rasa

Agara Merah tetap berkibar dan mentari Tetap bersinar.



"Amel"

(Mataram, 20 Januari 2011)

Dibacakan pada saat temu Alumni IMM oleh DPD NTB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar