Dulu ...............
kau Hanyalah sebuah lambang tak berarti bagiku ..........
Dulu .......
hanya mampu memandangmu dengan kebingungan
Lalu ......
Pada siapa kan kubertanya
Udara dingin menyapa ......
Kenapa Hati diselimuti kemelut ?
Karna ........
Bumi telah terkoyak-koyak oleh keserakahan
Dalam kelahiran keduaku, proses Reinkarnasi, kuterdampar dalam dunia
Sang Merah .......
Sementara Mentari tak lagi bersahaja
Kaum intektual Muda Ikatan pun kini mulai mandul
Mari sejenak kita tertunduk
Mengisi Rongga Sepi .....
Dengan menangkap Bahasa Sunyi Sang Pencerah
kasih.......
Bilakah kau dengar jeritan pilu pengembala Ilmu ....
Gemerisik angin mengantarkan bisikan Sejarah Peradaban
Menyimak padang pasir ....... Menelanjangi Kebodohan
Turun dari puncak gunung nan Memutih.
Kasih ........
Bilakah kau dengar pinta hati Sang Merah yang berkobar? .
Gemerisik kalbu yang mulai meradang karna ketidak berdayaan.
Menyikap tabir Batin yang Bergolak
Secerca ..... Rasa ingin Mengoyak-ngoyak Kepicikan Rasa
Agara Merah tetap berkibar dan mentari Tetap bersinar.
"Amel"
(Mataram, 20 Januari 2011)
Dibacakan pada saat temu Alumni IMM oleh DPD NTB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar