Kamis, 31 Maret 2011

Istana Megah DPR (Puisi)

Tertawalah engkau wahai pejabat

Melihat si miskin ambruk menahan sekarat

Sementara serakah semakin hari jelas kau buat

Mencekik nafas lalui hidup semakin berat


Malukah engkau memugar istana megah?

Di atas nyanyian perut rakyatmu yang lemah

Tegakah engkau berbagi jutaan rupiah?

Di atas keringat derita rakyat tertatih dan terengah


Masihkah ada nurani?

Sebelum malaikat hadirkan mati

Menjemput nyawa titipan ilahi

Sekalipun engkau berlari tuk sembunyi



oleh : Sang Penyair

Rembulan Telanjang (Puisi)

Diri terpaku dalam kebisuan

Menemani rembulan yang tersenyum

Aku marah ..... karna senyum itu tak dapat aku maknai


Sebait kalimat terucap tanpa kendali

Hingga membuat bibir bergetar

Gumpalan kabut menutup cahayanya


Hati bertanya mungkinkah rembulan sedang telanjang?

Hingga kabut sudi mampir sejenak tuk menyelimuti

Agar tak tampak oleh mata kebugilan cahayanya.


Tuhan malam mu kini pun mulai aneh

Hingga tak mampu ku berbuat demi

Meraih sebuah arti kebahagiaan.




“ Mataram, 31 Maret 2011

“~ Amel ~”

Rabu, 30 Maret 2011

Cinta Pertama (Puisi)

Kau sapa ku malu-malu

Kau tanya kuhanya diam

Kau pandang ku salah tingkah

Kau tatap ku tersenyum tersipu


Kau gengam tanganku ku terbujur kaku

Kau bisikan satu kata ku melayang

Kau artikan cinta ku bahagia


Oh ............... inikah cinta pertama

Yang kau janjikan dialtar permadani

Sakral yang kau tabur diatas secarik kertas

Yang kau bingkai dengan kehalalan janjimu didepan penghulu

yang kau rangkul dalam perlukan hangat tanpa gengaman, hati

berbisik kiniku telah menjadi bagian dari desahan nafasmu ..............



Mataram, 30 Maret 2011

Oleh : Amel

Senin, 28 Maret 2011

Rangkulan Puisi Cinta (Puisi)

Ada asa yang meraung-raung dalam raga

Kemana hatikan bertanya

Semua membisu seribu bahasa

Raga menjerit tanda kegelisahan yang bergejolak

Kutemukan tubuh terbujur kaku tengah berbisik

Kualungkan sebait nada-nada cinta utuknya

Lalu dia berbisik “Kemana saja kau selama ini?”

Tubuh tersentak ada rangkulan hangat yang merambat kedalam hati

Rangukulan itu terus menyelimuti ku

Ia kini bersemayam dalam kebisuan

Sebait rangkulan pusi cinta telah ku persembahkan

Pada jiwa yang beku, lalu siapa yang akan menjawabnya?.


Mataram, 28 Maret 2011

Oleh : Amel


Jumat, 11 Maret 2011

Rindu Sesak (Puisi)

Selamat datang malam

Semoga tak kau sematkan pekat labuhkan temaram

Sebelum tiba langkahku berpijak

Dipelukan senyum keluarga buatku rindu sesak


Ingin segera kurebahkan letih mulai menindih

Dipangkuan riang canda adikku sayang enyahkan sedih


Selamat datang gelap

Semoga rinduku teriring bintang

Brpijar indah berbagi terang



Oleh : Sang Penyair

Kamis, 10 Maret 2011

Jakarta 10-03-11 (Puisi)

Jakarta 10-03-11

Suara kondektur berjilbab buatku terdiam

Tawarkan jasa Kopaja antar aku segera

Menuju Blok-M transit sementara

Bibir ini kaku tak mampu bicara


Jakarta malam itu

Bocah kecil buka lamunan lantunkan lagu

Sajikan kaos lusuh dan wajah lugu

Sepenggal lagu sekedar merayu

Mengharap iba selembar uang seribu


Jakarta malam itu

Metromini 69 antar aku berlalu

Beranjak pergi lekas malam bawakan bisu

Wanita setengah baya menampar kalbu sembunyi kelabu

Cuap-cuap panggil penumpang ditelan gaharu

Mengais rizki mengiris kalbu


Jakarta malam itu

Mungkinkah Pemimpinku malu?



Oleh : Sang Penyair