Minggu, 13 Februari 2011

Cinta Terhalang Usia (Puisi)

Cinta miliki beribu makna

Cinta tak terbatas massa

Cinta tak kenal batas usia

Cinta sungguh engkau rahasia


Saat cinta merasuk sukma

Semuanya seolah hanya untuknya

Seakan dunia miliknya

Tak sedikit waktu terlewat tanpa nya


Saat kau anggap aku azzam dalam Habiburrahman

Dan saat dirimu diserupakan

Seorang ana altafunnisa yang kurindukan

Hati beranggapan

Seolah kau menginginkan

Seperti halnya yang kuinginkan


Apakah ini sebuah jawaban

Atas semua perasaan yang kau rasakan

Sungguh dalam hati aku mendo’akan

Semoga tuhan mendengar yang kau ucapkan


Saat itulah hati seolah membuncah

Semua terasa indah

Hari-hari terasa cerah

Gairah hidup pun kian bertambah


Namun disaat kau tak menjawab perhatian

Yang selalu ku hantar

lewat sinyal getar


aku tersadar


Semuanya hanya ungkapan belaka

Bukan sebuah rasa,

Bukan sebuah cinta

Hanya kata-kata yang tak bermakna


Mungkinkah aku yang salah mengartikan

Maksud kata yang kau ucapkan

Karena terlalu mendambakan,

Terbuai indahnya harapan,

Dan telah dibutakan oleh kekaguman

Hingga tak mampu membedakan pernyataan dan jawaban


Seuntai harapan terlontarkan

Dari hati dengan penyesalan

Janganlah kau jadikan umur sebagai batasan

Atas sebuah kedewasaan

Karena kedewasaan tumbuh bersama keadaan


Oh tuhan yang Maha Rahman

Mengapa tak kau lahirkan aku,

jauh sebelum dia dilahirkan

Mungkin aku bisa merasakan

Cinta yang begitu mengagumkan

Dari indahya ciptaanmu yang menyejukan

Hati, semua pujangga yang beriman


Maaf jika ku lancang telah membaca karya mu yang agung.......

Sungguh......aku benar-benar minta maaf....

Pada awalnya ku tak sengaja....

tapi syair-syair indah mu membuat ku terlamun dalam kata-katanya....

kata-kata yang benar-benar dari lubuk hati yang terdalam..


Jika aku boleh berkata-kata.........

Ya........ap yang salah dari cinta....cinta yang terpaut usia..??

Bukankah penyair-penyair selalu bilang love is blind,,,

Sudah barang tentu usia pun bukan jadi permasalahan yang berarti bagi dia yang mencinta.....


Sekali lagi aku minta maaf....aku lancang...tapi jujur...aku sangat tertarik dengan syairmu....

Jangan pernah menyerah.......dan jangan pernah menutup diri dari cinta,,,,,

Sebab Cinta itu Indah........



Oleh : Chaerul Malik

Jumat, 11 Februari 2011

Lagu Organisasi (Puisi)

Dalam raga yang sepi

Ku nisbahkan suratan nasib dalam mimpi

Dalam jeritan yang terdengar

Ku harap matahari kan bersinar pada satu arah


Dalam rangkain syair nan sahdu

Dalam langkah yang tak pasti

Ku pandang jemari teman yang menari gemulai

raga, jiwa serta denyut nadi berdetak tiada terhenti

tangisan pilu mengiringi setiap nafas

tawa hadir dalam lelah yang tertuang


Dalam syair ada rasa

kutuangkan dalam tulisan

dalam langkah ada desahan nafas

Ku ubah jadi alunan hidup dalam senyuman

Biarlah waktu menjawab semua

Ku ingin menjadi bait nyanyian dalam organisasi.



Mataram, 27 desember 2010

”AMEL”

Kamis, 10 Februari 2011

Reinkarnasi Sang Merah (Puisi)

Dulu ...............

kau Hanyalah sebuah lambang tak berarti bagiku ..........

Dulu .......

hanya mampu memandangmu dengan kebingungan

Lalu ......

Pada siapa kan kubertanya

Udara dingin menyapa ......

Kenapa Hati diselimuti kemelut ?

Karna ........

Bumi telah terkoyak-koyak oleh keserakahan

Dalam kelahiran keduaku, proses Reinkarnasi, kuterdampar dalam dunia

Sang Merah .......

Sementara Mentari tak lagi bersahaja

Kaum intektual Muda Ikatan pun kini mulai mandul

Mari sejenak kita tertunduk

Mengisi Rongga Sepi .....

Dengan menangkap Bahasa Sunyi Sang Pencerah

kasih.......

Bilakah kau dengar jeritan pilu pengembala Ilmu ....

Gemerisik angin mengantarkan bisikan Sejarah Peradaban

Menyimak padang pasir ....... Menelanjangi Kebodohan

Turun dari puncak gunung nan Memutih.

Kasih ........

Bilakah kau dengar pinta hati Sang Merah yang berkobar? .

Gemerisik kalbu yang mulai meradang karna ketidak berdayaan.

Menyikap tabir Batin yang Bergolak

Secerca ..... Rasa ingin Mengoyak-ngoyak Kepicikan Rasa

Agara Merah tetap berkibar dan mentari Tetap bersinar.



"Amel"

(Mataram, 20 Januari 2011)

Dibacakan pada saat temu Alumni IMM oleh DPD NTB)

Rabu, 09 Februari 2011

Nyanyian Gerimis (Puisi)

Saat ku buka mataku .......

tak ada sedikit cahaya pun yang merambat masuk keperaduanku

Lelah ...

kuterbaring, mendug pun trus merambat hingga merasuk kedalam sukma

mengisi ruang kosong dalam hati ......

Berharap gerimiskan turun mengiringi Nyanyian angin yang sepoi-sepoi

Menemani Hasrat Sang Gadis yang pilu kelam ..........

kini Eva hatiku kan tibah beranjak dari peraduan kasih

hinggap pada tubuh yang lesu

oh ...............

Gerimis turunlah

Temani aku menyirami Buga Mawar yang kini mulai Lesu ........



Oleh : Amel