Senin, 10 Januari 2011

Akankah? (Puisi)

Akankah hitam selalu pekat?
Tenggelam harap pertiwiku lekat
Disumpal tingkah pejabat moral bejat
Dipelintir hak angket tak henti berdebat

Akankah debu selamanya kotor?
Nodai hukum dengan otak-otak kotor
Digadai murah mafia dan para koruptor
Ditukar suap tak henti digelontor

Masihkah putih bernilai suci?
Seperti pertiwi tak letih bermimpi
Memapah negeri kembali tegak berdiri
Meski tak surut dicaci maki


Oleh : Sang Penyair

Jika Aku Menjadi (Puisi)

JIKA AKU MENJADI
Cermin bijak saling berbagi
Tanggalkan angkuh luaskan hati
Menjadi insan tulus member
Selembut Qalbu ajari nurani


JIKA AKU MENJADI
Tangis mereka mengharu biru
Teteskan embun surga berlalu pilu
Keringat mereka berderai kelu
Basuh lara endapkan kelabu


JIKA AKU MENJADI
Menjadi warna pelangi jingga
Melukis dunia damaikan semesta

Segenap hati berbagi rasa

Meraih istana surga dari-Nya


Oleh : Sang Penyair

Minggu, 09 Januari 2011

PSSI-ku (Puisi)

Dilema itu kembali terjadi

Seputar kuasa dan jabatan empuk

Tak jemu harta rakus ditumpuk

Semkin meraja koruptor-koruptor gemuk

Tak secuilpun sesal berkcamuk


PSSI-ku tinggalah sapi kurban

Dibagi jatah lalu habiskan

Prestasi emas bukan lagi jadi impian

Pecundang lapangan jadi sajian tontonan

Bisu penonton jadi kudapan


Semoga saja nasib tak murka

Buka mata dengan seksama

Berharap sepakbola kita jadi idola

Beri prestasi setinggi asa

Ukir senyuman di hati mereka


Oleh : Sang Penyair

Sabtu, 08 Januari 2011

Negeri Bungkam (Puisi)

Negeriku tersandera

Terkuras habis direnggut paksa

Tak beri hidup layak sentosa

Rakyat Papua semakin derita


Negeriku terjamah

Dirampok Koruptor gendut perut serakah

Tersurut sabar tinggalkan api amarah

Gantung leher pun hanya bualan kisah


Negeriku teraniaya

Hukum rimba tak sanggup lagi diam dan reda

Menikam tubuh seolah suci tiada dosa

Membunuh aqidah meregang nyawa


Negeriku bungkam

Masihkah kau sisakan kelam?



Oleh : Sang Penyair

Jumat, 07 Januari 2011

Wahai Pejabat (Puisi)

Wahai Wakil Rakyat
Seperti namamu terdengar hebat
Merinding nyali tak kuasa mendekat
Atau hanya sekedar berjabat

Wahai Pejabat Penting
Seperti dagelan tikus dan kucing
Sembunyi intrik di balik dinding
Di bawah ketiak penguasa sumbing
Bicara manis teriak melengking
Dikala murka mulai menggunjing

Wahai Pejabat Berdasi
Cukuplah rakyat puas kau bodohi
Digadang berita kesana kemari
Tanpa secuil bukti keringat bakti


Oleh : Sang Penyair