Minggu, 11 Desember 2011

Mengharap Ampunan-Mu


Aku tersipu malu...

Menghadap Sang Pencipta yang Maha Pengampun


Aku lalai...

Aku terlena...

Dengan keindahan dunia

Hingga aku lupa akan kewajibanku sebagai hamba

Dosaku bagai pasir di tepi pantai

Kotornya hatiku bagai lahar merapi


Tapi ku yakin...

Kau Maha Pengampun

Dan Sang Maha Pemberi Rahmat




Oleh : Nha-Fidzah

Sabtu, 10 Desember 2011

Kemiskinan, Kelaparan, Akibat Korupsi


Segerombolan anak menapaki mobil-mobil

Mengalunkan lagu walau tak enak didengar

Hanya untuk sesuap nasi

Segerombolan ibu terbang ke beberapa negara

Tinggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga

Hanya untuk sesuap nasi

Segerombolan kakek nenek tua berjalan

Lunglang asongkan tangannya

Hanya untuk sesuap nasi

Segerombolan orang cacat berdiam di tepi-tepi jalanan

Hanya untuk sesuap nasi


Indonesia...

Kemanakah hak dan kewajiban pemerinKtah atas rakyatnya??

Kau tertawa di atas kelaparan, kemiskinan, dan derita rakyatmu

Kau makan dan berfoya-foya dengan uang rakyatmu

Korupsi...korupsi...korupsi...




Oleh : Nha-Fidzah

Kamis, 08 Desember 2011

Tetap


Bumimu begitu

Perubahan tak mau, kau tak mau

Namun kau tetap setetes darah bumiku

Hitam kewibawaan dalam dadamu

Dalam ketangguhan dan perjuangan


Tak peduli, kau tak peduli

Modernisasi tertawakan keberadaanmu

Kau seperti anak bawang

Kadang kau seperti terbuang

Sepi dari wadahmu sendiri

Kau jauh di pelosok negeri


Papua...

Kau tetap setitik nafas kami

Setitik potongan penyangga bangunan negeri kami

Kau tetap seutas nadi untuk bumiku ini




Oleh : Najmah Al-Yara'ah




Rabu, 07 Desember 2011

Dalam Sujud Kerinduanku



Kepada malam...

Aku terbangun di setiap waktu-Mu

Aku terjaga dari niatku

Menjemput rindu

Kepada Sang Penguasa Rindu


Kepada sepertiga malam

Percikan air wudlu membasahi wajahku

Dan ku kembali untuk mengadu


Di atas sajadah lusuh

Dalam sujud panjangku

Aku mengingat-Mu

Mencumbu harum cinta-Mu

Menjemput rinduku yang memburu



Oleh : Najmah Al-Yara'ah

Selasa, 06 Desember 2011

Bujuk Rayumu


Bumiku yang merekah

Gempa bagai memecah

Manusia berlumuran darah

Longsorpun bagai seekor lintah


Dunia,

Semakin lama semakin sempit

Perawan-perawan banyak yang buncit

Sepertinya aku terhimpit

Oleh rayu dan bujuk jin ifrit


Mengenalmu,

Cobaan dalam hidupku

Aku,

Tak mau larut dalam lamunan kosong

Tak mau hanyut dalam rayumu




Oleh : Nayla Pipiyote