Sabtu, 07 Mei 2011

Qaala Bakh-bakh* (Puisi)

Mulutku terjejali manis-manis kurma

melonjak bola mata saat menelannya

Nikmatnya duniawi membuat aku terbata-bata

mencerna ucapan Rasulullah

Badar menawarkan kebahagiaan abadi melebihi manisnya kurma

“Wahai Rasulullah! Benarkah yang kau maksud itu surga yang luasnya seluas langit dan bumi?”

Rasulullah menjawab, “Benar”

Apakah aku termasuk di dalamnya

Aku akan berani menggadaikan nyawa di jalan Allah bersamamu

Mengapa tidak ada isyarat darinya

“Bakh-bakh”

“Maa yahmiluka ‘ala qauli bakh-bakh?”

“Tidak ada apa-apa ya Rasulullah, kecuali aku ingin menjadi penghuninya”

“Sesungguhnya engkau termasuk penghuninya”

Seketika aku lempar manis-manis kurma dari mulut dan merogoh sisanya ke dalam tenggorokan

Menghunus tempaan besi mengkilat di bawah terik matahari

Song-song perniagaan denganNya

*kutipan percakapan antara Rasulullah saw dengan Umair bin al-Humam al-Anshary dalam hadits riwayat Muslim. Lihat Pilar-pilar Pengokoh Nafsiyah Islamiyah hal 18-19.


Oleh : Farah Pramudita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar