Rabu, 04 Mei 2011

Pendatang Pecundang (Puisi)

Yang menjadi persoalan sekarang,

apakah sudah memenuhi syarat untuk menjadi pemenang?

mengangkat pedang hanya terpaksa jika tanah sudah diinjak,

maka siapa yang tahu akan berputarnya roda kejayaan.

Tertatih memapah asa di bumi yang sama

Pada saat mereka sedang berpesta, aku memasukkan racun dalam minumannya

Mereka terkulai

ingin lagi mengulang ketidak ingatannya.

Sekiranya dapat kuselesaikan peranku ini

Kukayuh terus kemudi

Seharusnya kau jangan mau mereguk tuak itu

Namun, sudahlah semuanya kau yang tanggung

sampai anak cucumu merasakan susah ungkapkan kemauan yang tersendat di syaraf-syaraf pikirannya.

Mereka telah tinggalkan hukum-hukum fitrah sebagai hamba Allah

Mereka ada yang menjadi beruang, serigala, tikus, dan harimau.

Meraka lupa, aku adalah hanya seorang budak yang datang untuk mengabdi pada tuan.

Bahkan aku rela dimaki seribu kali oleh pelapah kurma kering

Sekali lagi aku tak lebih hanyalah seorang yang terusir karena kekuasaan, namun terhormat di negerimu

Menambah mabuk pesta malam ini,

aku menang atas peranku

Aku berada dinegerimu

dengan segala perintahku padamu


Oleh : Farah Pramudita


Tidak ada komentar:

Posting Komentar