Diri terpaku dalam kebisuan
Menemani rembulan yang tersenyum
Aku marah ..... karna senyum itu tak dapat aku maknai
Sebait kalimat terucap tanpa kendali
Hingga membuat bibir bergetar
Gumpalan kabut menutup cahayanya
Hati bertanya mungkinkah rembulan sedang telanjang?
Hingga kabut sudi mampir sejenak tuk menyelimuti
Agar tak tampak oleh mata kebugilan cahayanya.
Tuhan malam mu kini pun mulai aneh
Hingga tak mampu ku berbuat demi
Meraih sebuah arti kebahagiaan.
“ Mataram, 31 Maret 2011
“~ Amel ~”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar