Sabtu, 03 Desember 2011

Hanya Cinta

Tidak lebih saat merantangkan temali

di atas kuda nan tangguh

Baju besi yang dikenakan telah berkarat

Mungkin dingin udara gurun melepuhkan kilatannya sampai mengelupas

Namun tetap gagah di pundaknya.

Panas pepasir menampar wajah

meneguhkan keringnya kerongkongan

Rasulullah penguat kobaran bendera

semakin laju semakin kalut

Suara panah-panah melesat dibawakan oleh cinta

Seakan tahu pada siapa dia harus mendarat

dan mengoyak jantung musuh

Kini dia berhadapan dengan syahid tanpa panah,

pun tanpa sepotong besi

Syahadat itu dikepitnya antara dada dan punggung kuda

Setelah lengang diseraki mayat

Dia pergi ke surga

dengan kuda bersayapnya menjadi saksi



Oleh : Farah Pramudita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar