Tidak lebih saat merantangkan temali
di atas kuda nan tangguh
Baju besi yang dikenakan telah berkarat
Mungkin dingin udara gurun melepuhkan kilatannya sampai mengelupas
Namun tetap gagah di pundaknya.
Panas pepasir menampar wajah
meneguhkan keringnya kerongkongan
Rasulullah penguat kobaran bendera
semakin laju semakin kalut
Suara panah-panah melesat dibawakan oleh cinta
Seakan tahu pada siapa dia harus mendarat
dan mengoyak jantung musuh
Kini dia berhadapan dengan syahid tanpa panah,
pun tanpa sepotong besi
Syahadat itu dikepitnya antara dada dan punggung kuda
Setelah lengang diseraki mayat
Dia pergi ke surga
dengan kuda bersayapnya menjadi saksi
Oleh : Farah Pramudita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar