Pagi buta yang sangat menusuk
Wanita tua penggendong jamu itu mulai berangkat
Melewati sempitnya lorong-lorong kehidupan
Mendaki terjal batu kerikil di hadapannya
Tak pernah lelah ia menggendong jamu
Raut wajahnya penuh senyuman
Dengan kebaya dan sanggul rapi
Ia menjajakan jamunya
Berteriak lembut harapkan belas kasihan
Menapaki jalanan yang penuh misteri
Takkah kau lupa akan kodratmu?
Untuk menjaga anak-anakmu di rumah
Tapi kau hanya tersenyum dan pergi lagi
Pagi buta yang sangat menusuk
Ku tunggu kau di teras rumah
Namun tak lagi kulihat bayang-bayangmu
Dan teriakan kecilmu yang selalu membangunkanku
Oleh : Nurlaila Khairani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar