Kamis, 07 Januari 2010
Sajak-Sajak David Krisna Alka (Episode-II)
Kabar
Selamat tinggal debar
Semoga kabar
Tak seperti ranjau meracau
Di negeri nan risau
Bila besok pagi terdengar
Kicau burung garuda gemetar
Bisikkanlah padaku
Kan kuputar kepalanya menghadapmu
2008
Pergi
Sisa perang kampung kelam
Mengalir air mata kurcaci
Baju loreng muka arang
Membasahi darah ibu pertiwi
Di atas marmer hitam
Tertoreh nama kekasih
2008
Kembalikan Puisiku
Kembalikan puisiku
Setelah sekian lama kau sembunyikan
Dalam semak semak kata, rawa rawa rasa,
Hamparan resah dan gelegar tawa.
Kembalikan puisiku
ketika cemburu luluh pada rindu
Amarah runtuh pada cumbu,
Dan kesetiaanku, teguh pada dustamu.
Jakarta, April 2006
Selamat tinggal debar
Semoga kabar
Tak seperti ranjau meracau
Di negeri nan risau
Bila besok pagi terdengar
Kicau burung garuda gemetar
Bisikkanlah padaku
Kan kuputar kepalanya menghadapmu
2008
Pergi
Sisa perang kampung kelam
Mengalir air mata kurcaci
Baju loreng muka arang
Membasahi darah ibu pertiwi
Di atas marmer hitam
Tertoreh nama kekasih
2008
Kembalikan Puisiku
Kembalikan puisiku
Setelah sekian lama kau sembunyikan
Dalam semak semak kata, rawa rawa rasa,
Hamparan resah dan gelegar tawa.
Kembalikan puisiku
ketika cemburu luluh pada rindu
Amarah runtuh pada cumbu,
Dan kesetiaanku, teguh pada dustamu.
Jakarta, April 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar