Rabu, 20 Januari 2010

Redalah Wahai Hujan (Puisi)

Setegun udara menyapa raga
Tangis hujan tak lagi mendera
Tinggallah angin merasuki sukma
Hadirkan beku di ruang dada

Mengapa hari ini sungguh kelabu
Rindu menatap langit biru
Mungkin nurani telah layu
Tak terdengar celoteh bradu

Betapa jengah kupandang dari jendela
Lagi-lagi hanya embun di kaca

Mungkin harap terlalu mengada
Sudilah untuk Engkau terima
Pinta ini sedrhana saja
Beri aku sisa mentari di langit sana

Penyair Cinta: {Ruang Kantor-20 Jan 2010}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar