Rabu, 24 November 2010

Ditepian Malam (Puisi, Karya : Safitri)

Di tepian malam senyap

Di kala dingin kian gigil

Dan jiwa terbuai mimpi

Dia terhenyak dari tidurnya

yang lelap

Dan hatinya kala itu

Begitu merindukan Allah…

Begitu rindunya,…ya Allah….!

Di tepian malam sunyi, begitu sunyinya,

Jiwanya tergerak

Sungguh ! tak terkatakan bagaimana inginnya ia jumpai

Sang Khaliq

Dalam pelukan malam

yang diliputi rindu….

Ya Allah…! Jiwanya kian merinduiMU,

Jiwanya kian tak kuasa

Menahan pilunya dosa

Pada separuh usianya

Dan belenggu nafsu dunia….yang fana

Lalu menunduk dalam, terpekur dalam

Di hadapMU…dan ia jatuh bersimpuh

dalam damai yang menyejukkan jiwa…

Lalu khusyu’ dalam do’a

Di tepian malam dengan seribu keheningan

Di persimpangan hidup yang penat

Jiwanya yang berdebu dan bernoda

Kini t’lah tersucikan

Oleh cintaMU

Dan, di tepian malam kini,

Terimalah pertaubatannya…

Amin ..



Ciputat, 30 Nopember 2009


Safitri (081384045600)

Selasa, 23 November 2010

Kami Untukmu (Puisi, Karya : Zakia Nurlina)

Aku termenung menyaksikan deburan ombak bangsaku
Terhempas buih tanpa asa
Biru.... tenang.... lalu berombak
Sunyi namun penuh teka-teki
Seperti seorang artis yang memerankan satu tokoh
menjiwai seakan masuk keseluruh jiwa
Yaaaa..... suatu pekerjaan

Tapi apakah hidup ini juga penuh teka-teki
Sebuah potret yang tak bisa terelakkan
Tak bisa kau anggap semua ini seperti patung
Terdiam..... terpaku..... tanpa bisa berbuat apa-apa
Padahal kau tahu disetiap sudut bumi,ibu pertiwi menangis

Melihat sebuah sandiwara besar
Yang diperankan tokoh-tokoh besar
Yang benar disalahkan, yang salah di benarkan
Dimana keadilan...... patutkah kita bersembunyi
dibalik sebuah nama Demokrasi

Lihat......... larilah dan satukan tekad
Berpegangan tangan kita bersama
Tanah airku...... kami tak ingin kau hilang
Luntur ditelan kesombongan
Kami tak akan pernah gentar
Karena kami........ untukmu

Diriku Untuk Indonesiaku (Puisi, Karya : Zakia Nurlina)

Seonggok senyum
Secercah cahaya di langit biru
Membukakan mata, memekakan telinga akan negeri ini
Mau di bawa kemana semua.....
Saat aku, kau bahkan mereka merasa acuh

Semua fiktif, belaka tak ada yang nyata
Hanya terpatri di jiwa tanpa kuasa untuk mengadu
Apalah arti semua ini
Jika hanya rekayasa belaka tanpa sebuah ucapan
Lalu apa arti cinta terhadap negeri ini...
Akankah kidung cinta yang senantiasa ku dendangkan pada ibu pertiwi harus terhenti

Sebuah panggilan jiwa, yang tak mampu untuk sebuah sandiwara
Inilah aku..... jiwaku.... ragaku....
Menyebarkan senyum, memanjatkan harapan
Hadirkan senandung irama menggetarkan jiwa
Demi sebuah kehormatan untuk negeri ini
Karena aku, kau bahkan mereka bisa merajut kebahagiaan... disini


Profil Zakia Nurlina

Nama : Zakia Nurlina

Alamat : Jalan Harsono RM Gg. H. Niih No. 25 A

No. Telp : 021 91168602

Fakultas : Ekonomi dan Ilmu Sosial

Jurusan : Akuntansi

Semester : 3

Kembali (Puisi)

Udara sore kembali dipenghujung waktu

Menyeka peluh tinggalkan jenuh

Seperti detik gontai beranjak

Dibalut mendung tinggi menggantung



Kini ku hanya ingin pergi

Sejauh rindu memapah langkah tuk menepi

Berjumpa syahdu kalbu di serambi ilahi

Kembali bersujud di malam sunyi



Oleh : Sang Penyair

Sabtu, 20 November 2010

Seperti Cinta Ini (Puisi)

Tatap aku sepuas hatimu

Temui kejujuran disinar mataku
Sebelum kau sesali kepergianku

Selami aku sedamai jiwamu
Seperti kasih kuberikan hanya untukmu
Sebelum derai airmata basahi pipimu

Dekap aku sehangat pelukan itu
Setulus ragaku mendekap dan menjagamu erat
Sebelum tangan ini tak lagi mampu kau raih meski sesaat

Karena cinta ini, tak kan pernah indah bila ku sendiri


Oleh : Penyair Cinta

Jumat, 05 November 2010

Dingin Malam (Puisi)

Malamku mungkin sedang berduka

Dibasuh hujan tiada henti menderai
Tak kulihat bintang menggantung
Tak pula rembulan menyapa
Hanya pekat semakin tak bersahabat
Menyergap tubuh dingin mendekat

Mungkin malamku coba menjauh
Sembunyi hilang dicuri waktu
Untuk sejenak taburkan rindu
Menanti esok tak sabar menunggu
Enyahkan gelap dan awan kelabu
Kembali di pelukan hangat nan syahdu

Semoga...


Oleh : Sang Penyair

Kamis, 04 November 2010

Bising Sore (Puisi)

Bising kota mengusik lamunan

Sepanjang jalan menuju persinggahan
Disergap asap debu tak sedap
Ditemani celoteh gadis sekolah,
dan penumpang tak sabar menunggu

Aku terdiam di sudut angkot
Berbagi lelah dipelukuan angin sore
Selamat datang langit malamku
Semoga kelam kau sinari rembulanmu

Agar tak lekas kurasa jemu
Lewati gelap tanpa setiamu
Hingga esok kucumbu pagi
Kembali bersama goresan kisahku


Oleh : Sang Penyair

Rabu, 03 November 2010

Rindu Langit Biru (Puisi)

Mendung menggantung di langit murung

Sembunyi mentari acuhkan pagi
Tak beri hangat pelukan bumi
Hanya gerimis gontai berbaris
Terjatuh lirih meresap tiris

Kelu tubuhku terhanyut angan
Terbius dingin kian merasuk
Akankah siang tersenyum ceria
Atau pekat bermuram durja?

Semoga Tuhan dengar bisik harapku
Dalam doa lirih mengadu
Untuk menatap indahnya langit biru


Oleh : Sang Penyair

Senin, 01 November 2010

Apa Kabar Hatimu? (Puisi)

Apa kabar Hatimu?
Masihkah ia seperti Embun?
Merunduk Tawadu' di pucuk-pucuk daun.

Masihkah ia seperti Karang?
Berdiri tegar menghadapi gelombang Ujian.

Apa kabar Imanmu?
Masihkah ia seperti Bintang?
Terang benderang menerangi kehidupan

Ku selalu berharap di manapun kau berada, Allah senantiasa melindungi dan menjagamu.



Oleh : Nina (Anggota Lembaga Sastra Tinta)