Selasa, 23 November 2010
Kami Untukmu (Puisi, Karya : Zakia Nurlina)
Aku termenung menyaksikan deburan ombak bangsaku
Terhempas buih tanpa asa
Biru.... tenang.... lalu berombak
Sunyi namun penuh teka-teki
Seperti seorang artis yang memerankan satu tokoh
menjiwai seakan masuk keseluruh jiwa
Yaaaa..... suatu pekerjaan
Tapi apakah hidup ini juga penuh teka-teki
Sebuah potret yang tak bisa terelakkan
Tak bisa kau anggap semua ini seperti patung
Terdiam..... terpaku..... tanpa bisa berbuat apa-apa
Padahal kau tahu disetiap sudut bumi,ibu pertiwi menangis
Melihat sebuah sandiwara besar
Yang diperankan tokoh-tokoh besar
Yang benar disalahkan, yang salah di benarkan
Dimana keadilan...... patutkah kita bersembunyi
dibalik sebuah nama Demokrasi
Lihat......... larilah dan satukan tekad
Berpegangan tangan kita bersama
Tanah airku...... kami tak ingin kau hilang
Luntur ditelan kesombongan
Kami tak akan pernah gentar
Karena kami........ untukmu
Terhempas buih tanpa asa
Biru.... tenang.... lalu berombak
Sunyi namun penuh teka-teki
Seperti seorang artis yang memerankan satu tokoh
menjiwai seakan masuk keseluruh jiwa
Yaaaa..... suatu pekerjaan
Tapi apakah hidup ini juga penuh teka-teki
Sebuah potret yang tak bisa terelakkan
Tak bisa kau anggap semua ini seperti patung
Terdiam..... terpaku..... tanpa bisa berbuat apa-apa
Padahal kau tahu disetiap sudut bumi,ibu pertiwi menangis
Melihat sebuah sandiwara besar
Yang diperankan tokoh-tokoh besar
Yang benar disalahkan, yang salah di benarkan
Dimana keadilan...... patutkah kita bersembunyi
dibalik sebuah nama Demokrasi
Lihat......... larilah dan satukan tekad
Berpegangan tangan kita bersama
Tanah airku...... kami tak ingin kau hilang
Luntur ditelan kesombongan
Kami tak akan pernah gentar
Karena kami........ untukmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar