Mimpi Pengamen Kecil
Di pagi yang pagi
Diantara dedaunan yang basah berembun
Sedangkan mereka mengayuh sepeda ke pasar-pasar
Sedangkan mereka berseragam dengan riang
Sedangkan mereka bergegas ke kantor dengan mewahnya
Tengoklah sejenak nuranimu
Siapa sudi memandang?
Anak bertubuh kurus kering
Berkulit hitam legam
Berbaju kusuh lusuh
Bernyanyi lagu harapan
Ditengah binar-binar pagi yang belum mekar
Tengoklah sejenak nuranimu
Siapa sudi bertanya?
Harapan dari setiap wajah sinis memandang
Kecuali, sekedar sebungkus nasi kucing untuk hari ini
Tak banyak menggantungkan mimpi dilangit
Kecuali, sekedar sebungkus nasi kucing untuk hari esok.
Tengoklah sejenak nuranimu
Siapa sudi peduli?
Raut wajah lelah digaris dahi
Debu tebal menggumpal di betis kecil
Kulit hitam legam terbakar
Perjuangan untuk sebungkus nasi kucing
Tengoklah sejenak nuranimu
Siapa sudi mengira?
Syair lagu dan suara khas yang parau,
Petikan gitar dan jemari yang mungil
Isyarat seribu impian menggunung di langit raya
Menyentuh kaki bintang
Menggemparkan wajah-wajah sinis
Melempar jauh beban di pundak mudanya
Meski tak seindah mimpi anak-anak berseragam lucu
Namun tetap tersenyum memandang takdir
Sesekali sayup-sayup matanya
Hendak mengabarkan pesan
Yang telah lama tenggelam dalam
Tertutup oleh malu
Di bibirnya yang kering mencoba mengabarkan.
Tengoklah sejenak nuranimu
Siapa yang sudi membaca?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar