Rabu, 31 Agustus 2011

Milik Bersama

Andai Idul Fitri satu suara

Mungkin tak ada sebuah tanya

Siapa penanda merah kalender di sana?

Andai 1 syawal milik bersama

Mungkin senyuman guncang semesta


Berbagi hangat letupan cinta

Meresap utuh lunturkan beda

Ucapkan salam larutkan dosa

Bukan lagi tentang aku dan dia

Atau secuil pasir prasangka


Namun ku yakin semua hanya makhluk-Nya

Tak lepas dari khilaf dan noda

Pada keagungan-Mu kusandarkan

Semoga Fitrah kita dapatkan





Oleh : Sang Penyair

Selasa, 23 Agustus 2011

Bungkam

M. Nazaruddin

Tiba-tiba saja mulut itu bungkam

Disumpal teror ancam istri & sang anak

Belenggu pendusta cengkram mengoyak langit keadilan


Tiba-tiba saja garang itu melunak

Surut membisu lupa ingatan

Belati Koruptor tajam menghujam lidah kejujuran


Hukum lumpuh tertatih-tatih

Ditebas rupiah tak henti mengolok

Tak lagi muntahkan peluru ketegasan

Atau sekedar obati nurani pesakitan


Sungguh terlalu..!!!





Oleh : Sang Penyair

Sabtu, 20 Agustus 2011

Sesak Menanti

Redakan sejenak isi kalbu

Pandangi senja langit sore

Seakan malu ku tatap sendu

Lembut mengintai nikmati desau angin lalu


Hariku kini dicekam rindu

Sesak menanti detiknya waktu

Seakan gontai enggan berlalu

Buatku jengah tak sabar menunggu


Adikku yang cantik nan jauh di sana

Sungguh ingin ku dekap manja

Lepaskan rindu dendangkan suka cita

Berbagi kisah rantau cerita


Ibuku sayang yang tak henti berharap

Sungguh ku ingin lekas jumpa

Ucapkan syukur tak terhingga

Atas doamu setulus cinta


Semoga esok ku jumpa pelangi

Ku titipkan salam untuk kembali di sana

Di hamparan gubuk keluarga tercinta



Oleh : Sang Penyair

Rabu, 17 Agustus 2011

Nazaruddin Pulang Kampung

M. Nazaruddin

Pulang kampung di kawal Polisi

Bak teroris menyengat mata negeri

Tersuguhlah parodi politik basi

Bias-bias sumpal menjadi keladi


Ke manakah perginya secuil bukti-bukti?

Dicuri oknum tak tau diri

Lambat laun direnggut hari

Menguap lenyap tanpa bisikan saksi


Siapa yang pantas dipercaya?

Rasanya harus menunggu kesatria

Membongkar baja wajah pendusta

Lalu tendang ke dalam penjara


Agar tak lagi ada kepal tangan gelisah

Dari rakyat yang terlampau muak dan marah

Dikibuli pejabat tak malu berulah

Tersakiti korupsi lukai negeri




Oleh : Sang Penyair

Top of Form

Bottom of Form

Senin, 15 Agustus 2011

Secuil Doa

Pagiku yang dingin

Menembusi ruang dada tak ber tepi

Selekat nafas kian berat lepas bebas

Disergap selembubu pagari ragaku

Selepas sujud berjumpa dengan-Nya


Dalam syukur nikmat-Mu tak terukur

Kutitipkan pada pintu 'Arsy ilahi

Secuil doa untuk Engkau penuhi

Tuntun lapangku tak lupa berbagi

Tuntun sempitku tak henti mensyukuri


Karena Engkau Maha Kuasa

Hanya pada-Mu ku bentangkan asa

Meniti jalan semesta Cinta-Mu





Oleh : Sang Penyair