Rabu, 29 September 2010

Adikku Sayang

Malam meninggi seiring ku berlari
Lekas menjauh biarkan ku sendiri
Nikmati udara enyahkan lamunan
Dalam alunan syahdu irama kerinduan


Adikku sayang cepatlah besar
Melukis angkasa berdiri tegar
Adikku cantik lekaslah melentik
Meraih bintang untuk kau petik

Tunggulah tiba hadirku pulang
Memelukmu erat taburkan sayang


Tuhanku yang Maha Pengasih
Tuntun doaku melebur kasih
Agar hadir-Mu tak surut merepih
Menjaganya tak gentar hadapi perih



Oleh : Sang Penyair

Inikah Isi Dunia?


Dunia kadang terasa tak bergerak
Tak bergeming
Meski ombak selalu riak
Meski awan tak henti berarak
Antar sisa usia membaui aroma rumput jalak


Dunia kadang terasa tak adil
Tak berontak
Meski si miskin teriak memanggil
Meski tubuh ditumpas peluru bedil

Dunia kadang tak bernyawa
Tak bernafas
Meski koruptor gerogoti brankas istana
Meski cukong habisi nyawa mereka
Inikah isi dunia?
Sedikit saja ku bertanya


Oleh : Sang Penyair

Selasa, 28 September 2010

Kantuk


Melintasi bilik malam di pasar kebayoran lama
Berteman air mata gerimis jatuh mengiris


Tak ada sepi meski telah berganti pagi
Penuh sesak penjaja sayur dan buah segar
Tersuguh acak di antara himpitan pemilik lapak

Rasanya kantuk semakin membujuk
Sudahi letih sisakan suntuk

Semoga istirahatku lelap dilebur mimpi
Antar jiwa ini bersua embun pagi
Atau sekadar hangatnya rona mentari
Amien...



Oleh : Sang Penyair

Sabtu, 25 September 2010

Sahabat (Puisi)

Hei…

Pernahkah kau menangis bersama sahabat?

Mengomeli sahabat?

Pernahkah kau meninggalkan sahabat?

Mencemburui sahabat,

tak berpendirian hingga ditinggal sahabat?


Hey…!!

Lupakah kau kenangan dengan sahabat?

Lupakah kau bergembira dan berbagi dengan sahabat?

Lupakah kau berterima kasih bersama sahabat?


Hmmmm…

Ternyata sahabat adalah tetap sahabat

Meski kau kuning lusuh, ia akan membenahimu

Jingga kelabu merah paya,

Kau tetap sahabat….




Oleh : Sastin

Senin, 20 September 2010

Angin

Biarkan cinta bicara,

sejujur rasa mengendap di sukma

Redakan api tersulut murka


Mengapa dusta hinggapi cerita,

sedikit rahasia lalu terbuka

Bukan penjelasan yang kuharap,

damai hatiku cobalah kau jaga


Biarkan luka berbahasa,

bahasa kecewa jiwaku saja

Redupkan cinta antara kita


Mengapa cinta yang kupercaya untuk kau jaga,

begitu mudah kau bagi rasa bersamanya

Pernahkah aku membagi cinta itu?

Cinta yang tulus kuberi untukmu


Atau hanya mimpiku saja,

terbias ilusi saat ku terjaga

Sedalam hatiku yang terluka,

sedikit cintaku yang mungkin tersisa


Biarkan cintaku menjadi angin,

untuk selalu kau rasakan hadirnya,

Namun tak lagi untuk kau milikinya



Oleh : Sang Penyair